Masalah Komunikasi
Tidak hanya kemampuan bersosialisasi saja yang bermasalah, anak yang kecanduan game juga akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Kegiatan berkomunikasi bukan hanya sekadar mendengarkan dan memberi respons perkataan orang lain, tapi juga termasuk membaca ekspresi lawan bicara. Anak yang kurang bersosialisasi biasanya kesulitan melakukan hal ini.
Gangguan Motorik
Hanya duduk bermain game saja seharian juga membuat anak jadi kurang banyak bergerak. Akibatnya, lama kelamaan kemampuan motorik Si Kecil akan menurun, sehingga pertumbuhan badannya jadi tidak maksimal dan anak berisiko mengalami obesitas.
Saat bermain game, anak tanpa sadar duduk membungkuk atau tiduran. Posisi duduk ini bukanlah posisi duduk yang sehat. Jika anak duduk dalam posisi yang salah terlalu lama, itu bisa membuat ototnya terasa kaku dan nyeri sendi.
Mempengaruhi Psikologis Anak
Kadang, sebagian game ataupun tontonan yang ia akses dari HP memperlihatkan kekerasan, ucapan kasar, atau adegan yang kurang pantas untuk ditiru sehingga dapat berdampak negatif bagi perkembangan psikologis anak jika ia terus-terusan terpapar.
Nah, anak usia dini adalah peniru yang ulung. Terus-terusan menonton konten yang tidak sesuai usianya dapat memicu si Kecil untuk mencoba atau meniru apa yang ia lihat. Terlebih, Anak-anak di usia dini juga belum bisa membedakan mana yang baik dan salah.
Anak-anak yang sudah ketergantungan main HP juga umumnya cenderung sulit mengontrol emosi, misalnya karena:
Cepat marah saat harus berpisah atau melepaskan gadget.
Merespon dengan tantrum apabila gadgetnya diambil.
Menolak untuk berhenti main HP walau sudah diingatkan berkali-kali.
Tidak tertarik untuk bermain dengan teman-temannya.
Maka itu, idealnya, Bunda sebisa mungkin mendampingi si Kecil selama ia main HP untuk memandu dan mengawasi konten yang ia akses.
Fimela.com, Jakarta Penggunaan handphone tak hanya bagi orang dewasa namun juga anak-anak, untuk berbagai tujuan. Beberapa anak terlihat berbicara dengan teman selama berjam-jam, sementara yang lain menghabiskan waktu dengan bermain game atau menonton video.
Bahkan kini penggunaan handphone pun semakin meningkat karena Covid-19 membuat anak dituntut untuk bersekolah melalui daring. Hanphone dan internet bisa menjadi tempat pengetahuan bagi anak-anak.
Namun, penggunaan dan pemaparan yang berkelanjutan dapat memiliki efek berbahaya pada anak. Apa saja akibat sering main handphone untuk anak? Berikut ulasannya, melansir parenting.firstcry.com.
Dampak Keseringan Main Game
Terlalu sering main game, apalagi sampai membuat anak tidak melakukan aktivitas lain bisa memicu beragam dampak buruk, di antaranya:
Mempengaruhi Aktivitas Otak
Studi menunjukkan bahwa otak manusia sensitif terhadap radiasi elektromagnetik; Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk membuktikan radiasi dapat mengganggu aktivitas otak. Karena, ponsel terutama berfungsi pada gelombang elektromagnetik untuk semua bentuk komunikasi, bahkan internal, dan otak memiliki impuls listrik sendiri di mana komunikasi dilakukan di jaringan saraf, hal itu mungkin dapat memengaruhi otak.
Namun, seperti yang disebutkan sebelumnya, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk membuktikan bahwa radiasi memengaruhi aktivitas otak.
Untuk saat ini, apa yang mungkin dapat memengaruhi otak adalah konten yang terpapar pada anak dan screentime. Oleh karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk mengontrol atau membatasi bermain handphone dan memastikan anak-anak hanya memiliki akses ke program, permainan, dll sesuai dengan usia anak.
Banyak anak membawa ponsel ke sekolah mereka. Mengobrol dengan teman atau bermain game saat istirahat sekolah, atau bahkan di kelas, semakin meningkat dari hari ke hari. Hal ini mengakibatkan anak-anak gagal memperhatikan di kelas, kehilangan pelajaran penting, dan akibatnya, tidak mengerti tentang pelajaran dan ujian.
Postur Tubuh Buruk
Beberapa anak mungkin menghabiskan berjam-jam dalam sehari dengan posisi duduk yang membungkuk, kepala tertunduk, dan mata menatap layar gadget. Dampak dari kebiasaan ini adalah munculnya masalah seperti sakit punggung dan gangguan pada otot lainnya pada anak-anak.
Nah, nyeri leher dan punggung yang dialami pada usia dini dapat memberikan dampak yang merugikan, karena jika tidak diatasi dengan baik, hal ini berpotensi mempengaruhi postur tubuh anak hingga dewasa.
Tahukah Bunda bahwa terlalu sering menggunakan gadget jadi pemicu utama terjadinya masalah kesehatan mata pada anak? Ketika si Kecil terlalu sering dan terlalu lama menatap layar HP, matanya akan cepat kering karena ia jadi lebih jarang berkedip. Ia mungkin juga jadi lebih sering mengernyitkan mata karena pengaturan kontras cahaya pada layar HP-nya terlalu silau atau terlalu gelap. Lama kelamaan, mata kering dapat berpengaruh terhadap kualitas penglihatan anak itu sendiri.
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Anak Sehat Secara Fisik dan Psikis
Malpraktik Akademik
Handphone tidak hanya mengalihkan perhatian anak-anak dari pelajaran tetapi juga dapat menjadi alat malpraktek mereka untuk mendapatkan nilai yang baik dalam ujian. Menggunakan kalkulator bawaan dalam ujian yang tidak diperbolehkan, menyimpan foto atau informasi referensi untuk menyontek saat ujian, atau bahkan bertukar jawaban dengan siswa lain melalui obrolan selama ujian, telah diamati secara luas di berbagai sekolah. Perilaku seperti itu tidak hanya mempengaruhi kinerja akademis tetapi juga menghasilkan masalah kepribadian.
Tidak bisa disangkal bahwa handphone atau smartphone menjadi barang yang sangat kita butuhkan untuk beraktivitas. Bahkan, perangkat elektronik ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan anak. Memang ada banyak macam konten menarik dan mendidik yang bisa diakses dari HP untuk memuaskan rasa ingin tahu anak. Tapi, tahukah Bunda kalau terlalu sering main handphone dapat berakibat buruk terhadap tumbuh kembang anak?
Lalu, bagaimana caranya membatasi waktu si Kecil bermain handphone?
Cara Membatasi Waktu Anak Bermain Handphone (Screen Time)
Nah, agar efek negatif dari penggunaan gadget tidak merugikan si Kecil, penting bagi orang tua untuk memahami kapan saat yang tepat untuk memperkenalkan akses gadget atau mengizinkan si Kecil mulai bermain video game di handphone.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan panduan mengenai screen time alias durasi batas waktu menggunakan gadget yang bisa Bunda dan Ayah terapkan di rumah, sebagai berikut:
Anak 0-2 tahun tidak boleh diberikan main HP sama sekali sampai usianya 2 tahun. Apalagi semata-mata bertujuan untuk menghibur dan membuat anak tenang.
Anak 2 tahun boleh main HP maksimal 1 jam per hari, tidak boleh lebih dari itu. Semakin sedikit, semakin baik.
Anak 3-5 tahun boleh main HP maksimal 1 jam dalam satu hari. Screen time boleh dipakai untuk tujuan hiburan (non-edukasi), misalnya untuk membaca E-Book. Tapi, total batas pemakaiannya tetap tidak boleh lebih dari batas waktu yang direkomendasikan.
Terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mengalihkan perhatian si Kecil dari ketergantungan pada gadget, antara lain:
Penggunaan HP tidak boleh mandiri, harus didampingi dan dipantau orang tua untuk memastikan konten yang ia akses berkualitas dan menjelaskan apa yang sedang mereka pelajari.
Luangkan waktu khusus atau quality time bersama keluarga tanpa melibatkan gadget. Lakukan kegiatan yang menghibur, seperti membaca buku, bercerita, berjalan-jalan di taman, atau bermain permainan yang seru.
Pengurangan penggunaan gadget oleh orang tua juga penting, mengingat anak cenderung meniru kebiasaan dari orang-orang terdekatnya.
Usahakan untuk tidak menggunakan gadget sebagai bentuk hadiah atau cara untuk mengalihkan perhatian.
Perbanyaklah waktu untuk melakukan aktivitas fisik di luar ruangan. Para ahli menyarankan agar anak-anak menghabiskan setidaknya tiga jam dalam sehari di luar ruangan sebagai langkah pencegahan terhadap risiko miopia atau rabun jauh.
Pastikan anak mendapatkan cukup tidur di malam hari. Para ahli juga menyarankan untuk tidak menggunakan handphone setidaknya satu jam sebelum tidur.
Ajak anak untuk aktif berinteraksi dengan teman sebayanya, hal ini dapat membantu si Kecil memperoleh dan mengasah keterampilan sosial serta membangun hubungan yang lebih baik.
Baca Juga: 10 Contoh Kegiatan Motorik Kasar dan Halus untuk Anak TK (4-5 Tahun)
Nah, demikianlah penjelasan lengkap mengenai dampak terlalu sering bermain handphone pada anak usia dini. Jadi, jangan anggap remeh bahaya ketergantungan gadget, terutama pada kesiapan belajar si Kecil. Sebab pada tahap ini, anak-anak masih butuh banyak bermain dan mengeksplor dunia sekitarnya untuk belajar, bukan berdiam diri di kamar menatap layar berjam-jam.
Yang perlu diingat, sebagai orang tua, konsistensi Bunda dalam mengawasi serta memberikan arahan yang tepat bagi penggunaan gadget sangatlah penting, sehingga si Kecil dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Jangan lupa juga kunjungi Sekolah Generasi Maju untuk mendapatkan pedoman lengkap seputar tips stimulasi dan cara memaksimalkan perkembangan si Kecil untuk siapkan prestasinya. Yuk, kunjungi sekarang juga, Bun!
Halodoc, Jakarta – Anak-anak cenderung menyukai hal yang menyenangkan, termauk main video game. Hal itu membuat anak-anak sering kali menghabiskan banyak waktu untuk bermain game, bahkan sampai kecanduan. Sebenarnya, boleh saja jika membiarkan Si Kecil sesekali bermain game untuk mengisi waktu. Namun, hal ini bisa memicu dampak yang tidak baik jika dilakukan terlalu sering.
Nyatanya, ada beberapa dampak yang bisa muncul akibat anak-anak sering main game, termasuk dampak kesehatan fisik dan kesehatan mental. Kebiasaan menghabiskan waktu bermain game bisa membuat Si Kecil mengalami kecanduan yang ditandai dengan merasa gelisah dan mudah marah apabila tidak diijinkan bermain, susah berhenti main game, tidak peduli dengan orang sekitar, hingga muncul gejala penyakit, seperti migraine atau mata lelah.
Baca juga: Kapan Kecanduan Game Online Jadi Masalah Kesehatan Mental?
Anak Kurang Bersosialisasi
Si praremaja yang kecanduan bermain game biasanya akan lebih memilih bermain komputer di rumah daripada bermain di luar bersama teman-temannya. Akibatnya, anak akan jadi canggung atau kurang cakap jika harus bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.